PERHATIAN

------------------- Dukung Pelayanan saya di Pedalaman Kalimantan melalui Pendirian POS PI (Pos Pekabaran Injil Suku Dalam) ------------------- Bila ada kesulitan dan dukungan doa bisa disampaikan dengan lewat : muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com -------------------

19.9.23

TERPANGGIL UNTUK SETIA ( Keluaran 32 : 1 - 14 ) Jamita Khotbah 2 Musa 32 : 1 - 14

 

 TERPANGGIL UNTUK SETIA

( Keluaran 32 : 1 - 14 )

 

 

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini, kita akan merenungkan sebuah peristiwa penting dalam Kitab Keluaran, yaitu kisah tentang penyembahan anak lembu emas oleh umat Israel ketika Musa berada di gunung Sinai. Ini adalah kisah tentang iman yang goyah dan kesetiaan yang diuji.

  1. Kekurangan Kesetiaan (Keluaran 32:1-4): Dalam kisah ini, ketika Musa tampaknya terlambat dalam kembali dari gunung Sinai, umat Israel kehilangan kesetiaan mereka kepada Allah. Mereka membuat anak lembu emas dan menyembahnya sebagai dewa. Ini adalah contoh nyata bagaimana iman manusia dapat goyah ketika menghadapi cobaan atau tantangan.

  2. Doa dan Pengantaraan Musa (Keluaran 32:7-14): Ketika Allah merencanakan untuk menghukum umat-Nya, Musa berdiri sebagai pengantara. Ia berdoa dengan penuh kasih kepada Allah dan memohon untuk memaafkan dosa umat-Nya. Musa menunjukkan kesetiaan yang luar biasa terhadap Allah dan umat-Nya, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan besar.

  3. Kesetiaan Allah (Keluaran 32:14): Allah, dalam kasih dan kesetiaan-Nya yang besar, mendengarkan doa Musa dan mengampuni umat-Nya. Ini adalah pengingat bahwa bahkan ketika manusia gagal dalam kesetiaannya, Allah tetap setia kepada janji-Nya. Kasih karunia dan pengampunan Allah selalu lebih besar daripada dosa kita.

Pesan inti dari kisah ini adalah tentang pentingnya kesetiaan dalam iman dan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa belajar dari kesalahan umat Israel tentang bagaimana iman kita bisa goyah, tetapi kita juga dapat mengambil contoh dari kesetiaan Musa kepada Allah dalam doa dan pengantaraan.

Mari kita merenungkan betapa besar kasih Allah yang selalu siap memaafkan kita ketika kita kembali kepada-Nya dalam pertobatan. Kita juga harus memperkuat iman dan kesetiaan kita kepada-Nya sehingga kita tidak mudah tergoyahkan oleh godaan atau tantangan dalam hidup. Kesetiaan Allah adalah landasan iman kita, dan kesetiaan kita kepada-Nya adalah tanggapan yang seharusnya kepada kasih karunia-Nya. Semoga kita semua dapat hidup dalam kesetiaan kepada Allah, seperti Musa, dan mengalami kasih dan pengampunan-Nya yang luar biasa. Amin.

No comments: