HAMBA KRISTUS
( GALATIA 4:4 - 7)
Saudaraku,
Surat Galatia ini, yang ditulis Paulus dari Efesus sekitar
tahun 55, diibaratkan dengan sebuah pedang yang mengkilat dalam tangan
kokoh seorang pemain pedang. Karena ketika itu Paulus dan Injil Kristus
sedang diserang oleh kelompok Yudais, yang ingin men-yahudi-kan seluruh
jemaat Kristen dengan mencoba meyakinkan orang Galatia bahwa keselamatan
dapat dikerjakan dengan menaati Hukum Taurat. Serangan begitu hebat,
sehingga ada yang mengatakan bahwa bila serangan itu berhasil maka
kekristenan akan menjadi sebuah sekte lain dalam agama Yahudi, yang
bergantung kepada Hukum Taurat dan sunat, bukan pada anugerah (sola
gratia). Dan untuk memperkuat ajarannya, kelompok yudais menghasut orang
Galatia melawan Paulus dengan menggugat kerasulannya. Mereka menyiarkan
bahwa Paulus bukanlah rasul Kristus karena tidak termasuk dalam daftar
ke-12 murid Yesus (band. Kis. 1, 21-22). Inilah kegelisahan Paulus,
karena orang Galatia - yang dahulu diperhamba oleh unsur-unsur dunia,
tetapi sudah dimerdekakan oleh Kristus - sekarang mau lagi dibujuk oleh
yudaisme untuk kembali lagi ke perbudakan Hukum Taurat.
Reaksi
Paulus dalam surat ini penuh emosi, tegas dan terus terang sekaligus
memiliki argumentasi yang kuat dan mendasar. Paulus menjawab dengan
lantang bahwa kerasulannya tidak bersumber pada usaha manusia, dan bukan
tangan manusia yang menahbiskannya menjadi rasul; tetapi ia menerima
panggilan itu langsung dari Allah (ps. 1,1)– karena ia telah bertemu
langsung, berhadapan muka dengan muka Kristus di jalan raya Damaskus.
Tentang
Injil, Paulus menegaskan bahwa hanya Injil satu-satunya yang dapat
menyelamatkan manusia. Dan Injil diberikan kepada manusia hanya oleh
anugerah Allah di dalam Kristus. Sementara Taurat yang tugasnya
menghukum, tidak mungkin dapat menyelamatkan. Hanya Injil Kristus yang
dapat menyelamatkan manusia dari tuntutan Taurat. Sehingga mereka yang
telah menerima Injil telah dimerdekakan dari perbudakan Hukum Taurat.
Tetapi memercayai Taurat sebagai jalan keselamatan adalah sama dengan
menyerahkan diri kembali ke dalam perbudakan. Dari ajaran inilah Marthin
Luther mendasarkan ajarannya tentang: Sola fide dan sola gratia.Inilah
injil yang benar, tulen dan yang menyelamatkan.
Saudaraku!
Berikutnya, dalam pasal ini Paulus mempertentangkan hamba (budak) dengan
orang merdeka. Siapakah yang disebut hamba? Yaitu:
a. Yang jatuh
dalam perhambaan Hukum Taurat, yang memercayai bahwa jalan menuju
keselamatan adalah dengan perbuatan baik dengan melakukan tuntutan hukum
Taurat. Mereka diibaratkan seperti anak Hagar, seorang hamba, yang
keturunannya tetap sebagai hamba (ayat 21dab), yang tidak akan pernah
menjadi ahli waris tuannya.
b. Yang masih dikuasai roh-roh dunia-
ay 3 (Yunani: stoikeion). Roh dunia ini bisa berarti kepercayaan yang
dianut oleh agama-agama sebelum kedatangan Kristus, kepercayaan yang
belum lengkap; dan bila kita baca di ayat 8-9, dan Kolose 2, 8+20 itu
bisa berarti allah yang bukan Allah (ayat 8), atau segala kekuatan yang
dapat menipu manusia, kepercayaan atas kekuatan spiritual yang
menentukan nasib hidup manusia, sehingga memelihara hari-hari tertentu
(ayat 10 - band. 4, 10), ilmu perbintangan, ilmu nujum, dll. Dapat
disimpulkan, roh-roh yang memperbudak ini adalah paganisme atau roh-roh
kegelapan orang Yunani dan Yahudi. Dengan demikian setiap orang yang mau
terikat akan sesuatu kekuatan dan kepercayaan lain di luar Kristus
adalah hamba.
Mereka ini masih berstatus hamba dan tidak dewasa.
Padahal keselamatan dari Allah sudah ditetapkan sebagai wasiat yang
tidak bisa dibatalkan (3, 15-17). Di sana ditetapkan bahwa ahli waris
segala harta Allah adalah mereka yang sudah dewasa (akil baliq - ayat
1). Itu berarti, setiap hamba, belumlah dewasa, dan tidak berhak
mewarisi Kerajaan Allah.
Saudaraku! Selanjutnya Paulus
menguraikan bahwa Yesus Kristus telah diutus Allah pada waktu yang
ditentukanNya (ayat 4). Itulah yang kita rayakan dengan penuh sukacita
dalam hari Natal, yaitu datangNya Yesus Kristus, Juruselamat yang telah
lama dinubuatkan (dijanjikan) Allah. Allah memilih waktu yang tepat,
yaitu pada masa Kaisar Agustus. Dialah Allah yang mau menjadi manusia.
Yesus mau lahir dari seorang perempuan, bernama Maria yang adalah
manusia yang tunduk kepada Taurat. Tetapi walau Yesus lahir dari Maria,
tetapi tidak "dibuahi” dari benih manusia yang lahir dari dosa. Tetapi
Maria mengandung dari Roh Kudus. Sehingga Yesus yang lahir itu tidak
berada di bawah hukuman Hukum Taurat dan tidak berdosa. Tetapi, Yesus
Allah yang lahir dari manusia menjadi manusia tetapi tidak berdosa itu –
mau menyerahkan diriNya dan takluk ke bawah Hukum Taurat. Untuk apa?
Agar dengan demikian Yesus membayar lunas seluruh tuntutan Hukum Taurat
(ayat 5). Kita baca di Kolose 2:14 "dengan menghapuskan surat hutang,
yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu
ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib. Efesus 2:15 sebab
lengan mati-Nya bagai manusia la telah membatalkan hukum Taurat dengan
segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi
satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera”.
Karena itulah, orang yang sudah mengimani Yesus dan
menerima keselamatan yang diadakan Tuhan Yesus - mereka sudah
dimerdekakan, sudah menjadi orang merdeka, karena sudah dibebaskan dari
"kuk" perbudakan dosa dan tuntutan Hukum Taurat.
Dan orang yang
dimerdekakan itulah yang bisa diangkat menjadi anak (ay. 5b). Orang
merdeka yang diangkat menjadi anak itulah yang berhak menyebut Allah
sebagai "Abba”/Bapa – ay. 6 (itu berarti, yang berhak memanggil Allah
sebagai "Bapa" hanyalah mereka yang benar-benar sudah merdeka dan
dewasa), yang sudah mengenal Allah dan dikenal Allah (ay. 9). Dan, hanya
merekalah yang berhak menjadi ahli waris Allah (ay. 7). Tuhan Yesus di
Yohanes 15:15 menyebut mereka bukan lagi hamba melainkan sahabat Yesus.
Yang sangat ditekankan adalah: Yang berhak menerima warisan dari Allah,
yaitu kehidupan kekal, surga, seluruh kemuliaan Allah, hanyalah mereka
yang dewasa dalam iman. Yang tidak dewasa, yang masih anak-anak, walau
mengetahui banyak tentang Yesus dan ajaranNya, atau walau merayakan
Natal dengan kemeriahan yang luar biasa tidak akan berhak menjadi ahli
waris, tidak berhak menerima keselamatan dan hidup kekal yang dibawa
Tuhan Yesus.
Lalu, bagaimanakah orang Kristen dewasa? Dari uraian
tadi, menjadi Kristen dewasa adalah keharusan, sehingga banyak
dibicarakan dalam Alkitab.
Dari pasal 4 ini, Paulus menyatakan,
mereka yang masih percaya bahwa Hukum Taurat dapat menyelamatkan,
bukanlah orang dewasa, karena itu sama dengan memperhambakan diri kepada
Taurat. Yang dewasa adalah yang sudah menerima Tuhan Yesus menjadi
Juruselamatnya, mengandalkan Yesus dalam seluruh lehidupannya, sehingga
mampu menghasilkan buah-buah imannya. Yang dewasa adalah yang percaya
bahwa perbuatan baik bukanlah agar selamat, tetapi yang percaya bahwa
iman harus nampak dalam perbuatan baik, sebagai buah iman.
Di
Efesus 4, 13 yang disebut dewasa adalah apabila kita sudah berkarakter
Kristus, "mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus,
Sementara Ibrani 5, 14 mengatakan bahwa yang
dewasa adalah Kristen makanan keras, yaitu yang "mempunyai pancaindera
yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat". Mereka
itulah Kristen yang dewasa, Kristen yang merdeka dan yang berhak menjadi pewaris Kerajaan Allah.
Saudaraku
yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus! Kegelisahan Paulus pada orang
Kristen di Galatia masih, malah acap menjadi kegelisahan kita sekarang.
Karena banyak orang bernama Kristen, yang sebenarnya sudah dimerdekakan
Yesus Kristus dari kuasa Hukum Taurat bahkan dari kuasa dosa, iblis dan
maut, ternyata masih mau berbalik, atau kembali diperhamba oleh Taurat, dosa, iblis dan maut. Katakanlah semisal, al:
masih
ada yang mau berbuat baik (memberi sumbangan, sedekah, ibadah dll)
karena yakin bahwa itu bisa menjadi "amal baik" mereka, untuk menghapus
dosa-dosanya, atau untuk "mengambil hati” Allah, sebagai jalan menuju
keselamatan.
Masih acap orang Kristen memberi dirinya diperhamba
(artinya percaya dan tunduk) oleh kuasa-kuasa atau roh-roh dunia.
Misalnya: hobby yang menjadi "raja”, kenikmatan yang menjadi "penguasa”,
kebiasaan yang menjadi "tuan" atas diri seseorang.
Memberi diri
dikuasai kuasa duniawi lain, seperti kuasa kegelapan, kuasa harta
(materialisme), ilmu dan akal budi manusia (rasionalisme), kenikmatan
(hedonisme), dll.
Yang paling menyakitkan adalah yang murtad,
beralih dari kebenaran dan kemerdekaan dalam Kristen dan mengikatkan
diri sepenuhnya dengan kuasa atau kepercayaan lain, dan menganggap kuasa
Yesus sebagai kuasa kegelapan - semisal pindah agama alias murtad
(band. Ibrani 6,4-6; 3, 12)
Padahal di Yohanes 8:34 Yesus
berkata: "sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba
dosa", yaitu orang-orang yang memberi dirinya dikalahkan oleh dosa
Lalu,
sekarang, apa yang perlu kita lakukan? Yang perlu kita lakukan adalah
mempertahankan agar kita tetap sebagai manusia merdeka "Supaya kita
sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu
berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan (5,1). "
Bagaimana
caranya? Baca Yohanes 8, 32 + 36, Kemerdekaan adalah hidup dalam
kebenaran. Merdeka berarti, senantiasa berada di dalam Yesus, di bawah
kuasa kebenaran FirmanNya. Yang berpegang teguh kepada anugerah Allah di
dalam Kristus, merekalah yang benarbenar merdeka. Yang ajaib adalah:
bila kita dikendalikan kuasa lain, kita menjadi budaknya. Tetapi bila
dikendalikan Yesus dan FirmanNya, kita menjadi merdeka, bebas malah
menjadi anak Allah dan menjadi sahabat Tuhan Yesus. Sehingga ada
berkata: "Kasihilah Allah, maka perbuatlah sesukamu".
Karena itu
Saudaraku, ingatlah, kita telah dibebaskan Yesus Kristus dari kuasa
dosa, iblis, maut dan hukum Taurat. Sehingga oleh anugerah itu, kita
menjadi bebas, merdeka. Namun dunia terus menerus menggoda kita, dan
kita cenderung mau digoda untuk diperhamba. Banyak yang telah menjadi
korban dan murtad. Karena itu, tetaplah berdiri teguh pada iman kepada
Yesus dan FirmanNya, yang adalah kebenaran mutlak, sehingga kita tetap
bebas dan merdeka di dalam Yesus. Dan janganlah menjadi kristen
anak-anak. Tetapi, lakukanlah imanmu dengan menghasilkan buah-buah iman,
sehingga hidup kita menjadi serupa. dengan Tuhan Yesus. Karena itulah
orang percaya yang dewasa, yang pasti akan menjadi pewaris Kerajaan
Sorga. Selamat Hari Natal menjelang Tahun Baru.
Amin
No comments:
Post a Comment