PERHATIAN

------------------- Dukung Pelayanan saya di Pedalaman Kalimantan melalui Pendirian POS PI (Pos Pekabaran Injil Suku Dalam) ------------------- Bila ada kesulitan dan dukungan doa bisa disampaikan dengan lewat : muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com -------------------

25.9.20

KEPEDULIAN TERHADAP DIFFABILITAS ( 2 Samuel 9 : 1 – 8 )

KEPEDULIAN TERHADAP DIFFABILITAS

( 2 Samuel 9 : 1 – 8 )

  
Saudaraku,

Ada pepatah orang bijak berkata: Banyak orang berjalan keluar masuk dalam hidupmu. Tetapi hanya sahabat sejati yang meninggalkan jejak kakinya di hatimu. Dan umpama Batak berkata: Manuk ni Pealangge, hotekhotek laho marpira, sirang maraleale, lobian sian matean ina. Itulah indahnya persahabatan. Sahabat yang baik sulit didapat, lebih sulit ditinggalkan dan mustahil untuk dilupakan. Itulah yang terjadi bagi Daud. Ada seorang sahabat yang kental bagi Daud yang melebihi hubungan saudara kandung, persahabatan tersebut tetap membara meskipun sahabatnya telah mati di medan perang, persahabatan tersebut tidak lekang oleh waktu meskipun kejayaan, kesuksesan, kekayaan dan istana telah diperoleh Daud sebagai raja. Persahabatan Daud kepada Yonatan ini membuat Daud mengasihi Yonatan melalui keluarganya dengan berkata: “"Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan” (ay.1).

 

Masih ada, Yonatan memiliki anak bernama Mefiboset yang cacat. Daud menerima Mefiboset meskipun cacat, mengembalikan harta Saul dan diijinkan tetap makan sehidangan dengan raja Daud. Begitu luar biasa penerimaan Daud, Daud mampu melakukan itu, karena dia selalu memikirkan TUHAN. Apa yang dia lakukan terhadap keluarga Saud dan Yonatan melalui Mefiboset, bukanlah karena dirinya sendiri, tetapi karena “aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah”. Daud ingat betul janji persahabatannya dengan Yonatan, mereka ikat di hadapan Allah (1 Sam. 20:42). Allah mereka jadikan saksi. Itulah yang menyebabkan Daud mampu melakukan perbuatan mengasihi seperti itu.

 

Apa yang bisa kita pelajari dari Firman Tuhan hari ini? Pertama: Tentunya mengasihi SAHABAT kita bahkan melebihi hubungan saudara (Amsal 18:24) bahkan sampai keturunannya. Sudahkah kita lakukan? Kedua: Bagaimana menunjukkan kasih kita kepada TUHAN melalui orang penyandang cacat (diffabelitas menggantikan istilah disabilitas oleh WCC thn.1990). sebagai orang Kristen, kita harus memandang diffabel bukan lagi sebagai penyandang hukuman atau yang hubungan dengan dosa atau kesalahan keluarga, lingkungan atau si penyandang cacat. Justru kita mesti membangun prinsip-prinsip empati, melakukan pendampingan dan persaudaraan dalam upaya memahami rencana Allah atau hidup penyandang diffabelitas. Sadarkah kita bahwa TUHAN tidak salah desain terhadap mereka. TUHAN memiliki rencana indah dalam hidup setiap ciptaanNya, mereka itu istimewa. Mereka adalah ciptaan TUHAN yang unik, dengan kelebihan dan kekurangannya, sama seperti manusia lainnya memiliki “differently-able” (kemampuan yang berbeda) bukan “dis-able” (tidak mampu). Firman ini juga berseru kepada seluruh orang tua bahwa TUHAN memberikan anak Istimewa kepada orang tua Istimewa, pasti kita bisa mendampingi mereka. Kiranya dengan kasih TUHAN yang telah kita terima dapat kita bagikan kepada penyandang diffabilitas. Amin.

MP



Foto: Bersama Embot Penyandang Diffabilitas di HKBP Ajamu 21/05/2015

Pdt Muribo Pasaribu Pendeta Fungsional HKBP Resort Cibubur Distrik VIII DKI Jakarta Raya Jl. Rawa Bola RT. 006 / 07 No. 26 Komp. Cibubur Indah II Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur 13730

No comments: