PERHATIAN

------------------- Dukung Pelayanan saya di Pedalaman Kalimantan melalui Pendirian POS PI (Pos Pekabaran Injil Suku Dalam) ------------------- Bila ada kesulitan dan dukungan doa bisa disampaikan dengan lewat : muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com -------------------

22.8.20

PANGGILAN MEMELIHARA CIPTAAN ( Imamat 25 : 1 - 13 )

PANGGILAN MEMELIHARA CIPTAAN

 (Imamat 25:1-13)

 

 

 

1.    Setelah orang Israel ‘keluar dan bebas’ dari perbudakan Mesir dan mau ‘masuk’ ke tanah perjanjian seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang mereka (lih. Kej 12:1-3),  mereka harus ‘terikat perjanjian’ dengan Allah, melalui Taurat, hukum, dan aturan-aturan agar mereka dapat hidup di tanah (negeri) yang baru.

b.    Alasannya karena TUHAN adalah Pemilik tanah dalam arti yang sebenar-benarnya, maka TUHAN berhak menentukan cara hidup penduduk di atas tanah itu.

c.    Dalam konteks ini, loyalitas kepada Allah diukur dari seberapa setia orang Israel melakukan Taurat. Tujuan pemberian Taurat tidak lain adalah supaya bangsa Israel bahagia dan sejahtera, dan Taurat mengatur bagaimana Israel sebagai bangsa atau perorangan hidup berkenan kepada TUHAN.

d.   Dan hal ini  adalah dalam rangka pembinaan umat dan membentuk umat yang beribadah kepada TUHAN.

 

2.    Salah satu contoh ketentuan Taurat yang mengatur kehidupan umat adalah menguduskan hari Sabat, dengan alasan agar tidak jatuh pada motif keserakahan ekonomi dan eksploitasi tanah (bnd. Kej 2:1-4a; Yer 17:21-27; Am 8:5-6) akan tetapi bergantung pada kemurahan Allah.

a.    Semua manusia dan juga hewan harus berhenti dari pekerjaannya, dan alasan teologisnya karena umat itu sudah dibebaskan dari perbudakan Mesir yang harus bekerja tanpa henti (Ul 5:12-15).

b.    Sabat mengatur bahwa “tanah juga butuh istirahat” (Im 25:1-13). Pada tahun ke tujuh tanah tidak ditanami dan tidak dituai. Ketika tanah tak dipaksa untuk berproduksi, humus tanah kembali dan tanah siap ditanami lagi, tanah itu kembali kepada strukturnya, “agar tanah itu kembali pada kesuburannya.”  TUHAN hendak mengajar umat untuk beriman bahwa Dialah yang mencukupi segala kebutuhan mereka.

c.    Mempraktikkan Sabat untuk tanah, umat Israel juga diingatkan bahwa tanah diberikan bukan untuk memuaskan kerakusan manusia.

-       Tanah juga mempunyai hak dan keberadaannya sendiri yang harus dihormati.

-       Tujuan utama ialah menghormati TUHAN Allah sebagai pemilik tanah yang sebenarnya (bnd. Im 25:2,23) serta memperhatikan kebutuhan orang-orang miskin (perikemanusiaan).

-       Kata lain, menata hubungan vertikal kita kepada Allah dan horizontal kepada manusia dan bahkan kepada binatang sekalipun.

 

d.   Sehubungan dengan perintah ke-4 ini, kita diajak supaya semua yang bekerja punya kesempatan untuk beristirahat.

-       Supaya semua yang penat punya kesempatan untuk me”recharge” semangat dan kekuatannya dan mengisi kembali spritualitasnya. Jemaat TUHAN di kota sekarang menghadapi dilemma antara bekerja/lembur pada hari Minggu dan acara keluarga.

-       Sabat dalam kekristenan adalah pada hari Minggu (Minggu bhs. latin: dominggos yakni hari kebangkitan Yesus dan kita merayakannya setiap Minggu). Mampukah kita mengkhususkan ‘waktu’ itu benar-benar untuk TUHAN sekalipun kita diharuskan bekerja pada hari Minggu. Etikanya adalah Matius 6:33; Yang menjadi persoalan: banyak orang beribadah kepada TUHAN hanyalah waktu yang tersisa saja, tak perlu beribadah ke gereja karena harus mengejar setoran dan waktu untuk arisan, atau acara lain. Hal ini harus dipergumulkan!

-       Bagaimana respon kita kepada TUHAN untuk berjumpa dan berbicara dengan-Nya dari hati yang terdalam di dalam ibadah?

 

3.    Demikian dengan Tahun Yobel

Tahun Yobel: Bangsa Israel  harus menghitung 7 tahun sabat yang sama dengan 49 tahun, dan sampai tahun ke 50, mereka harus memperdengarkan sangkakala pada waktu bulan ketujuh tanggal 10 bulan itu dan pada waktu memperdengarkan bunyi sangkakala itu, mereka harus mengingat bahwa hari itu adalah hari pendamaian  dan seluruh bangsa Israel haruslah menguduskan tahun ke 50. Ketika sangkakala diperdengarkan, terjadilah pembebasan di kalangan bangsa Israel.

Ada tiga ciri khas menandai tahun Yobel:

a.    Semua budak Israel harus dibebaskan.

b.    Semua harta Warisan yang dijual harus dikembalikan kepada keluarga yang semula.

c.    Tanah tidak boleh digarap.

 

Maksud Allah dengan menetapkan tahun ini ialah menjamin keadilan dan menjaga agar golongan kaya tidak mengumpulkan kekayaan dan tanah dengan mengorbankan golongan lemah. Dan menhindari apenindasa, kekerasan dan kerakusan.

 

4.    Mari belajar menghormati Sabat/Minggu dan tahun Yobel. Itu artinya kita dipanggil hidup dalam keseimbangan, ketenangan dan penguasaan diri. Amen.

No comments: