PERHATIAN

------------------- Dukung Pelayanan saya di Pedalaman Kalimantan melalui Pendirian POS PI (Pos Pekabaran Injil Suku Dalam) ------------------- Bila ada kesulitan dan dukungan doa bisa disampaikan dengan lewat : muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com -------------------

22.8.20

PERKAWINAN YANG KOKOH ( Kidung Agung 8 : 5 - 7 )


PERKAWINAN YANG KOKOH
DIDASARI KASIH CINTA YANG SEJATI
( Kidung Agung 8:5-7 )
 


1. Perkawinan adalah bersatunya cinta dari satu orang laki-laki dengan satu orang perempuan; dan setiap gangguan oleh pihak ketiga melanggar hubungan unik di antara keduanya. Keinginan orang yang benar-benar mencintai itu begitu kuat sehingga dia memberikan dirinya mutlak kepada yang lain, dan sebagai imbangannya dia menuntut kasih sayang eksklusif yang sama kuatnya. Kasih semacam itu terhadap orang lain berasal dari Tuhan yang menempatkannya di dalam hati manusia, dan kasih tersebut tidak dapat dipadamkan. Cinta kasih seperti itu juga tidak dapat dibeli. Bahkan Salomo dengan semua kekayaannya tidak dapat membeli cinta si gadis Sulam itu. Sebaliknya, gadis itu memberikannya secara spontan, dan cintanya sangat melimpah. Kasih mutlak seperti itu merupakan juga ideal rohani antara Allah dengan umat-Nya. Kita diperingatkan untuk tidak melayani dua tuan (Mat 6:24), dan untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita (Mark 12:30).

2. Di dalam Janji pernikahan: Cinta sejati tidak hanya sekadar janji mengasihi sampai maut memisahkan. Janji itu sendiri bak meterai / Cincin (6a) yang mengesahkan sebuah dokumen resmi. Lebih dari selembar akte pernikahan, "cinta kuat seperti maut" (6b). Sepasti kematian akan hadir cepat atau lambat dalam kehidupan manusia, demikian pula cinta sejati pasti menjadi perekat yang mempersatukan kedua mempelai.

a. Pertama, cinta sejati merupakan cinta yang dikobarkan Allah sendiri (ay 6d) pada suami istri yang diberkati-Nya. Cinta demikian akan langgeng karena Tuhan menyertai `dua\' yang telah menjadi `satu\' itu.

b. Kedua, kegairahan (cemburu – ay 6c) yang menyertai cinta itu adalah cemburu kudus (bnd. Kel 20:5; Yoh 2:17) karena menyadari bahwa pasangannya adalah pilihan dan anugerah Tuhan baginya. Cinta yang sejati tidak memberi tempat bagi pria atau wanita lain. Cinta yang sejati juga tidak mungkin dapat ditukar dengan harta benda (ay 7b), karena cinta berurusan dengan pribadi.

c. Ketiga, karena itu cinta sejati akan terus membara, tak mungkin dipadamkan oleh apa pun juga bahkan oleh aliran sungai permasalahan hidup (ay 7a).


 

3.Janji pernikahan itu hanya tepat diucapkan oleh seseorang yang telah dewasa dalam segala aspek dan mampu mengambil keputusan yang benar. Waktu masih kanak-kanak, mempelai perempuan dilindungi oleh kakak laki-lakinya bagaikan tembok yang dilindungi atap, dan pintu yang dibatasi palang. Setelah masa itu lewat, tembok itu sendiri tampil dalam kedewasaan dan kematangan seksual, tanda kesiapan masuk dalam mahligai pernikahan. Kedewasaan itu juga ditandai dengan melihat kebahagiaan pernikahan bukan pada kemegahan ala raja Salomo, melainkan pada komitmen bersama pasangannya untuk saling mengasihi seperti Kristus mengasihi jemaat-Nya.

 

4.Di zaman sekarang, tingkat kasus perceraian sangat tinggi, dan banyak faktor yang memengaruhi keluarga muda, bisa saja karena faktor keuangan, intervensi orang tua, pekerjaan, ada WIL atau PIL (Wanita Idaman Lain dan Pria Idaman Lain), faktor karakter, dan banyak lagi pengaruh dari konsep dan prinsip pernikahan  di luar pemahaman kekristenan, yakni “Yang dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia.

 

Ini menjadi tanggung jawab kita sebagai orangtua yang lebih senior, untuk dapat memberikan nasihat kepada anak-anaknya untuk mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga, dan mempunyai visi dan misi serta komitmen dalam perkawinan yang kudus di hadapan Allah dan sesama manusia. Janji pernikahan kudus adalah awal perjalanan iman seseorang dengan pasangannya dalam menempuh hidup baru, bersama tuntunan terang dan kasih Kristus. Kasihlah sebagai pengikat yang sempurna di dalam kasih suami istri (Kol 3:14).

 

Selamat Menempuh Hidup Berumah-tangga dengan kasih cinta Tuhan, Amin.

No comments: