SEHATI SEPIKIR DI
DALAM TUHAN
(EFESUS 5:22-33)
Hari minggu ini, kita diperhadapkan pada nasehat Paulus untuk jemaat di Efesus tentang bagaimana seharusnya posisi dan relasi antara suami-istri
itu dipahami. Menurut Rasul Paulus, suami-istri ketika membangun hubungan satu
dengan yang lain dan memposisikan diri dan pasangan masing-masing harus
bercermin pada hubungan Kristus dan jemaat. Suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah hadirnya berbagai perselisihan
atau percekcokan dalam hidup rumah tangga. Penyebab paling utama dan umum
adalah karena berbagai perbedaan yang lebih ditonjolkan dan bukan kesatuan
sebagai jati
diri baru suami istri. Para suami istri kadang menjadi lupa bahwa mereka
bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu tidaklah heran jika dalam keluargapun
terjadi kompetisi atau bersaingan untuk mengejar pengakuan soal keunggulan dan
kelebihan masing-masing. Tanpa sadar suami istri menjadikan rumah tangga
sebagai gelanggan pertandingan untuk menentukan siapa yang kalah atau menang. Kekalahan
dianggap suatu kegagalan dan sebaliknya kemenangan adalah suatu keberhasilan
diri.
Membangun hubungan antara suami-istri
dalam suatu ikatan perkawinan terkesan mudah namun sulit untuk menjalaninya.
Siapapun saudara yang sudah menikah pasti mengerti apakah maksud dari
pernyataan di atas. Menyatukan berbagai perbedaan antara suami-istri dalam satu
wadah yakni lembaga perkawinan sehingga tetap langgeng hingga maut memisahkan
adalah tantangan yang sulit untuk dihadapi. Diperlukan kesabaran, kesungguhan
cinta kasih, dan pengertian untuk mampu menjadi pasangan yang baik antar
keduanya. Pepatah: “asam di gunung; garam di laut menyatu dalam belanga”,
meskipun berbeda namun tetap satu dalam kasih Tuhan.
Ingatlah,
rumah tangga adalah suatu Lembaga yang pertama sekali mendapat berkat dari
Tuhan Allah (Kej 1 : 28). Maka dari itu jangan kita sia - siakan berkat Tuhan
itu dan jadilah saluran berkat bagi orang lain (kej 12 : 3 b). Laki-laki adalah bahagian hidup dari perempuan
dan perempuan adalah bagian hidup dari laki – laki, maka dari itu laki – laki
dan perempuan sama di-ciptakan ( kej 1:27), sama-sama memuliakan Tuhan dan
membanggakan pasangannya. Berikut ini ada beberapa tips untuk menjaga
keharmonisan keluarga:
1) Sebagai suami – istri,
selalu mengingat kenangan manis semasa pacaran dulu, agar timbul kembali masa –
masa indah bersamanya.
2) Tentukanlah waktu – waktu
untuk berekreasi bersama dengan pasangan dan anak – anak untuk menghilangkan
rasa lelah dan bosan.
3) Ciptakanlah selalu
keharmonisan sebagai suami – istri lewat sapaan dan kata-kata yang menyenangkan
hati pasangan kita.
4) Jangan mengingat – ingat
hal – hal yang jelek dari pasangan kita namun ingatlah hal – hal yang baik dari
pasangan kita.
5) Buatlah Ibadah setiap hari
antara suami – istri dan anak – anak agar hubungan keluarga keluarga itu dengan
Tuhan tetap terjalan.
6) Sebagai suami – istri
kristiani jangan ada dusta namun kasih Kristus yang mendominasi. Amin.
Pdt. Muribo Pasaribu, STh
No comments:
Post a Comment