PERHATIAN

------------------- Dukung Pelayanan saya di Pedalaman Kalimantan melalui Pendirian POS PI (Pos Pekabaran Injil Suku Dalam) ------------------- Bila ada kesulitan dan dukungan doa bisa disampaikan dengan lewat : muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com -------------------

11.8.22

MENGIKUT YESUS SECARA TOTAL ( LUKAS 12 : 49 - 53 )

 

 MENGIKUT YESUS SECARA TOTAL

( LUKAS 12 : 49 - 53 )

 


49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."



Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi (Lukas 12:1c). Peringatan ini memulai suatu rentetan pengajaran khusus dari Yesus bagi para muridNya atas berbagai perkara kehidupan yang sulit dan pelik. Kemunafikan, ternyata tidak hanya sebatas (12:5), sikap dan perilaku pribadi, tetapi bisa berdampak lebih ekstrim seperti kepada tindakan kriminal teror - membunuh tubuh (12:4), setelah menimbulkan opini yang jahat (12:3). Kemunafikan juga menimbulkan tindakan penguasa yang penyangkalan iman atas Yesus (12:8-9), penghujatan atas Roh Kudus (12:10), pengadilan dan berbagai keputusan pemerintah dan memojokkan dan memfitnah orang percaya (12:11-12).

Selain sikap dan tindakan eksternal atas hidup orang percaya, juga akan terjadi pembusukan di dalam keluarga, yang mengalami krisis dan tidak saling mengasihi lagi disebabkan oleh roh ketamakan, kedengkian serta ketidakperdulian yang meracuni kasih persaudaraan, kebahagiaan rumah tangga dan keutuhan satu persekutuan (12:13-21). Sesungguhnya semangat koinonia adalah prinsip dan praktek berbagi atas segala sesuatu yang baik (tindakan kasih) kepada sesama; akan tetapi jika kerakusan sudah merajai manusia, maka seluruh isi dunia ini pun tidak akan pernah cukup bagi seorang saja yang serakah; meskipun Tuhan sudah menyediakannya "cukup bagi seluruh umat manusia. Kini kemunafikan itu sudah merongrong dan merubuhkan kasih dalam kekerabatan manusia secara internal. Kemudian berbagai persoalan hidup menggiring manusia itu menguatirkan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. (12:22).

Hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian. Kita diarahkan untuk melihat serta memper-bandingkan apa yang dilakukan Tuhan atas burung-burung gagak yang tidak menabur, bunga bakung yang tidak memintal, rumput di ladang yang didandani Allah. (12:23-27). Perbandingan itu menegaskan, bahwa makanan, minuman dan seluruh kebutuhan dalam kehidupan ini tidak perlu dipersoalkan, sebab Bapa kita di surga tahu, bahwa kita memang memerlukan semuanya itu (12:30), dan oleh sebab itu, DIA akan mencukupkan semuanya itu bagi kita. Solusi atau cara mengatasi semua kejahatan karena kekuatiran itu, oleh Yesus ditawarkan tiga hal, yakni:

1) Carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. (12:31): 2) Janganlah takut, karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. (12:32): 3) Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi pundi, suatu harta di sorga. (12:33).


Tiga cara yang harus kita lakukan sekaligus, membimbing kita agar kreatif untuk mempersiapkan harta kita di sorga. Investasi kita di sorga akan menjadikan kita bersyukur kepada Tuhan, dan yakin percaya akan semua tindakan Tuhan dalam kehidupan kita sekarang ini. Ayat 34 merupakan kata kunci "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Hati seseorang dinampakkan dengan apa yang dirasakan, diingini, dipikirkan, serta yang menjadi nilai-nilai hidup, sikap, perilaku, dan cara hidup serta semua keputusan hidup ini. Jika hati sudah terpikat dan lebih menghargai, mengimpikan perkara sorgawi, maka itu pasti akan memperjelas orientasi hidup sorgawi sekarang ini. Orientasi inilah yang akan memantapkan kita untuk memenangkan segala perkara hidup kita. Orientasi sorgawi inilah yang membuat pinggang kita tetap berikat dan pelita kita tetap menyala (12:35), dan sebagai hamba yang setia kita proaktif untuk semua rancangan Tuhan. Kemenangan Di Tengah Pilihan Sulit, pernyataan langsung oleh Yesus dalam khotbah epistel ini akan membuat kita kaget. "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. (Lukas 12:49-51). Kata-kata Yesus di sini bisa amat membingungkan; sebab bukankah Dia Raja Damai? (Yes 9:5). Bukankah Dia yang mengatakan "Berbahagialah yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah"? (Mat 5:9). Di dalam Roma 5:1 dikatakan "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." Inilah kebenaran itu: Yesus adalah Anak Allah, yang harus diperkenalkan dan dikabarkan dalam kasih (Efesus 4:15). Namun apakah Yesus suka kekerasan yang disimbolkan dengan pedang? menginginkan pemisahan dan api? Api dimaksud adalah kuasa pemurnian yang dilemparkan Yesus untuk memurnikan iman percaya. Api adalah dinamit yang membakar semua kekotoran, kemunafikan dan berbagai tradisi kemanusiaan yang membalut pribadi umat percaya, sehingga api itu akan bekerja dengan nyala-nya memurnikan umat percaya, apakah emas atau lawang, apakah asli atau tiruan, apakah orang yang setia atau yang munafik.


Api itu telah menyala. Api penginjilan sudah disulut dan akan terus bekerja sampai semua lutut bertelut, dan semua lidah mengaku Yesus adalah Tuhan (Filp 2:10-11). Api yang dari hakikat Allah, kehendak Allah dan cara kerja Allah, merupakan kerinduan Yesus, "betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!" (12:49). Api itu bagi orang yang menerima Yesus, akan menyinari, menghangatkan, memurnikan, menggairahkan sukacita dan menghidupkan mereka; sebaliknya bagi yang menolak Yesus, akan menghanguskan, membakar-habis dan menghukum mereka. Mengapa tindakan "membakar dengan api" ini dipandang perlu? Sebab bumi dan seluruh isinya telah berada di bawah perampasan kuasa iblis (1 Yoh 5:19). Yesus, Raja Sorgawi datang ke dunia memanggil manusia milik kepunyaanNya untuk keluar dari perampasan itu. (Yoh 1:11-13). Kehadiran Yesus tentu saja menimbulkan pertentangan atau penentangan oleh iblis, yang dipastikan akan menghasut orang-orang rampasannya untuk membenci, menciderai, memerangi orang-orang yang sudah menyambut undangan Raja Sorgawi.


Tentunya, kedatangan Yesus tidak mendatangkan sukacita bagi setiap manusia, hanya bagi mereka yang menerima Dia. Inilah sebabnya Yesus dipandang sebagai pemecah-belah, pemisah, perusuh, sebab tiap orang harus memilih dan mengambil keputusan: memilih Yesus atau penghulu dunia (iblis) ini. Kita tidak dapat menaati dua tuan yang berbeda sifat dan karakternya. Peperangan yang terjadi bukan dari kehendak Yesus, tetapi oleh hasutan iblis siperampas. Keluarga, sahabat dan orang yang sebelumnya in group dalam komunitas kita, juga harus mengambil sikap menerima atau menolak Yesus. Mereka yang terima Yesus akan menjadi kawanan domba dalam Kerajaan Tuhan, tapi yang menolak otomatis akan menjadi musuh Injil dan seteru Yesus dan umat percaya. Proses penginjilan akan terus berlangsung seiring dengan penghujatan, perlawanan dunia atas umat percaya. Mengapa? Karena kasih terhadap Tuhan sifatnya mutlak. Kita harus lebih mengasihi, lebih menaati, lebih percaya pada Tuhan dari pada semuanya, diri kita, keluarga kita, dunia kita sendiri. Baptisan, telah menjadikan kita satu dan sehakekat dengan kematian serta kebangkitan Yesus. Baptisan membersamakan kita kepada Yesus di dalam kehinaan, aniaya, memikul salib dan juga di dalam kemuliaan dan kemenangan.


Damai dan pertentangan adalah fenomena penginjilan. Yesus mengingatkan kita: Mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya (12:52-53). Pertentangan ini akan memurnikan kita menjadi lebih setia kepada Tuhan Yesus. Orang yang bertahan dalam kesetiaannya sampai mati, akan memperoleh mahkota kehidupan (Wahyu 2:10c). Pastikan, kita akan memenangkan perang iman ini.


KESIMPULAN :

YESUS memberi teladan dalam ketaatan-Nya menjalankan misi yang dikehendaki Bapa-Nya. yang dilakukan Yesus adalah Mengerti kehendak Bapa, Taat, melakukannya dan menerima konsekuensi dengan sadar dan ikhlas. Sehingga Yesus menerima 3 baptisan yaitu baptisan Air, baptisan Roh Kudus dan baptisan Api. Baptisan Api bukanlah hukuman atas dosa namun penderitaan yang harus dilakukan karena melakukan kehendak Bapa-Nya. Inilah teladan yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya sehingga murid sudah dipersiapkan kalaupun datang penderitaan haruslah dihadapi dan mengikuti Yesus secara  total seperti Yesus mengikuti kehendak Bapa-Nya secara total pula.

 

Melalui ayat ini, para murid sudah siap mengikuti Yesus secara total dengan cara menyangkal diri, pikul salib dan mengikut Yesus.  Sehingga para murid rela mati martir seperti keterangan di link ini : https://muribo.blogspot.com/2021/04/harga-yang-dibayar-para-rasul-pengikut.html


Aplikasi:

1. Jangan Kompromi Iman

2. Jangan terima pengajaran sesat

3. Jangan menghindari penderitaan karena Injil tapi hadapilah

4. Beritakan Injil dan tuntaskan Amanat Agung (Mat. 28:18-20)

5. Gaya hidup kita hendaknya memuliakan Allah

6. Jadilah Garam, terang dan berkat bagi dunia


 

Pdt Muribo Pasaribu Pendeta Fungsional HKBP Setia Mekar Resort Setia Mekar Distrik XIX Bekasi

No comments: