PERHATIAN

------------------- Dukung Pelayanan saya di Pedalaman Kalimantan melalui Pendirian POS PI (Pos Pekabaran Injil Suku Dalam) ------------------- Bila ada kesulitan dan dukungan doa bisa disampaikan dengan lewat : muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com -------------------

7.7.22

TUHAN MENJADIKAN SEGALA SESUATU BARU (Yesaya 65: 17-25)


TUHAN MENJADIKAN SEGALA SESUATU BARU
(Yesaya 65: 17-25)
== TAHUN BARU, 1 Januari 2018 ==
 
 

1. PENGANTAR

A da dua kali dan persis sama dalam Kitab Nabi Jesaya menggambarkan dan menubuatkan "the new realize condition" tentang alam semesta dan ciptaan Allah lainnya. Pertama, tertulis dalam Kitab Proto-Jesaya 11:6 10 dan Trito - Jesaya 65: 1725. Kedua perikop tersebut, sekalipun ditulis pada zaman yang berbeda, meng-gambarkan dunia baru, ciptaan baru, dengan menganalogikakan kehidupan ciptaan Allah, binatang dan manusia yang dapat berdampingan, saling memahami dan saling membutuhkan satu sama lain. Itulah dunia baru, ciptaan baru, dimana tidak ada permusuhan antara sesama ciptaan, karena semua ciptaan saling membutuhkan, saling menolong dan saling memelihara kehidupan.

Teks pertama (Jes. 11: 6 - 10) dinubuatkan sebelum pembuangan ke Babel. Tujuannya tentu tentang penghakiman kepada Israel melalui pembuangan ke Babel, dengan memberi harapan bahwa setelah masa pembuangan tersebut akan terjadi fase kehidupan dalam dunia yang baru dengan ciptaan yang baru.

Sementara teks kedua, Jesaya 65: 17-25, dituturkan lebih ringkas, sekalipun sama-sama menjanjikan dunia baru, ciptaan baru. Teks ini, merupakan harapan realisasi dari nubuatan sebelumnya, sebelum pembuangan Babel, yang diharapkan terealisasi pada masa paska Pembuangan, setelah bangsa Israel kembali ke Tanah Leluhur, ke Tanah Perjanjian.

Kedua teks ini (Jes. 11:6-9 dan Teks Jes. 65: 17-25) sama-sama memberitakan terjadinya pemulihan ciptaan atas ciptaan lama. Teks pertama berbicara pengharapan, yang masih jauh terealisasi, sebelum pembuangan ke Babel, sehingga merupakan antisipasi kepada perjalanan hidup yang akan dilalui kelak. Teks kedua Jes. 65: 17-25 berbicara setelah pembuangan, bahkan setelah kembali dari pembuangan dan sudah di tanah perjanjian tetapi nubuatan tersebut belum terealisasi. Oleh karena itu masa realisasi diharapkan pada masa waktu yang sangat dekat.

Kedua teks ini juga sama sama berbicara tentang kedatangan Mesias - Anak Manusia, sehingga nubuatan ini dipahami sebagai akibat langsung, dampak dan realisasi kehadiran Anak Manusia tersebut, Dengan demikian teks ini dipahami sebagai bentuk pemulihan terhadap ciptaan lama sehingga menjadi ciptaan baru. Itulah keselamatan konkrit yang dijanjikan.

2. PEMULIHAN CIPTAAN

Dosa adalah akibat pemberontakan manusia kepada Allah. Manusia yang diciptakan Allah seharusnya setia dan taat terhadap semua perintah dan hukum-hukum Allah. Akan tetapi manusia telah melanggar perintah dan hukum Allah. Dari mausia pertama Adam - sampai generasi berikutnya, selalu menunjukkan sikap memberontak terhadap kehendak Allah.

Pemberontakan manusia terhadap keinginan dan kehendak Allah inilah dikategorikan dosa. Perbuatan dosa itu berakibat langsung kepada status kehidupan dan kelangsungan hidup manusia. Hukum pun dinyatakan bahwa manusia akan mati akibat keberdosaannya.

Hukuman atas dosa manusia yaitu mati - kematian yang dijatuhkan Allah sebagai Pencipta atas keberdosaanmanusia sendiri. Hukuman mati itu disikapi dengan berbagai aksi dan tindakan. Boleh jadi kematian adalah dalam bentuk pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden. Boleh juga Adam yang berjerih payah mencari nafkah hidupnya dan Hawa yang susah payah melahirkan keturunannnya. Boleh juga kematian dalam arti sesungguhnya, tidak beroleh kehidupan lagi atau berhenti dari kehidupan. Inti pokok dari semuanya adalah rusak dan hancurnya relasi Allah dengan manusia, antara Pencipta dengan ciptaan. Hal itu terjadi bukan hanya pada masa kehidupan Adam dan Hawa tetapi berlanjut terus, dari masa ke masa, dari generasi ke generasi dari para keturunan Adam, sebagaimana terjadi pada bangsa Israel, dan juga sekarang ini.

Kejatuhan manusia terhadap dosa bukan hanya berakibat fatal kepada manusia saja, tetapi juga terhadap ciptaan Allah lainnya.

Artinya, bukan hanya manusia saja yang kena dampak hukuman dosa, tetapi juga ciptaan lainnya. Konsekuensinya, ciptaan Allah yang lain ternyata turut menderita akibat dosa manusia tersebut. Bahkan menurut Choan Seng Song, dalam bukunya "Allah Turut Menderita""Compassionate God" - Allah juga turut menderita akibat keberdosaan manusia.

Allah adalah pencipta manusia, oleh karena itu Allah adalah pemilik atas totalitas kehidupan manusia. Oleh karena itu ketika manusia berbuat dosa, dan manusia meneirma hukuman atas perbuatan dosanya, maka manusia dipastikan sangat menderita. Ciptaan lain juga sangat menderita.

Melihat realitas penderitaan manusia dan ciptaan lain itu, maka Allah sebagai pencipta, yang sangat peduli akan hidup ciptaanNya. Oleh karena itu diperlukan dan dibutuhkan tindakan keselamatan sesegera mungkin. Inilah yang dilakukan Allah, melakukan tindakan keselamatan dengan berulang kali dan dengan berbagai cara (Ibr. 1: 1 - 2). Tujuannya, agar manusia dan ciptaan lainnya diselamatkan melalui tindakan pemulihan ciptaan. Boleh jadi pemilihan ciptaan itu dipahami dengan berbagai cara atau dengan berbagai kondisi dalam kehidupan manusia dalam membangun relasinya dengan ciptaan lainnya.

Upaya pemulihan ciptaan itu direalisasikan melalui hubungan yang diperdamaikan - reconliation dari pihak Allah terhadap manusia sebagaimana dipahami Paulus (1 Kor.). Dengan demikian keselamatan adalah pemulihan hubungan antara Allah dengan manusia dan ciptaan lainnya.

3. KONDISI LANGIT DAN BUMI YANG BARU

Pemulihan ciptaan akan terjadi dari pihak Allah dengan maksud untuk meneruskan dan melanjutkan keturunan ciptaan, hewan dan manusia dan juga untuk melestarikan alam semesta. Tidak ada lagi sungai yang tandus dan kering. Sungai-sungai akan mengalirkan air ke tanah kering sehingga menjadi padang rumput hijau. Binatang - binatang akan bermain bercengkeraman menikmati indahnya alam semesta. Tidak ada diantara mereka yang akan saling melukai dan saling memusnahkan. Manusia dan ciptaan lain akan hidup berdampingan sesuai dengan kodrat alamnya, saling membutuhkan tetapi tetap menjaga kelestarian hidup bersama sesuai dengan ekosistem alami. Inilah yang diharapkan terjadi pada kondisi alami yang baru-"new real conditon".

Sesuai dengan harapan baru itu maka kehidupan manusia nanti akan terjadi ciptaan baru. Tidak ada lagi berusia pendek. Mereka semua akan hidup dengan umur lanjut. Mereka akan membuat tamannya sendiri, akan minum air dari sumur yang akan digalinya dan akan mendiami rumah yang dibangunnya. Mereka akan hidup sebagaimana mestinya umat Allah. Hidup dalam dan dari berkat Tuhan.

Dari berbagai ciptaan Allah, manusia - binatang dan alam semesta akan terjadi relasi saling membutuhkan, saling memelihara sehingga - dapat hidup berdampingan. Gambaran kehidupan seperti itulah yang disebut kehidupan dalam kondisi Shalom Damai Sejahtera, yang saling memberikan makna kehidupan, saling memelihara dan saling memberi partisipasi agar dapat hidup bersama, satu dengan yang lain. 1

Pemulihan ciptaan sebagai keselamatan Universal merupakan awal sejarah hidup manusia baru atau tidak lama setelah manusia dan alam semesta selesai diciptakan, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, untuk kemanusiaan diperbaharui melalui tindakan keselamatan dari Allah. Dengan demkian Allah bukan saja hanya sebagai pencipta (creator), tetapi juga pemelihara (provendentia Dei) untuk kemudian menjadi Allah penyelamat (God as the Savior).

4. REFLEKSI TEOLOGIS

Pemulihan ciptaan adalah suatu tindakan Allah untuk memelihara kehidupan manusia dan ciptaan lainnya. Kejatuhan manusia ke dalam dosa sangat tragis, yang membuat manusia dan alam semesta harus hidup dalam murka Allah. Namun demikian ada reaksi dari Allah sendiri membuatsuatu sikap dan tindakan penyelematan manusia dan alam semesta. Hal itu terjadi karena dalam diri Allah selalu ada sifat yang menghidupkan bukan mematikan. Allah selalu berusaha menindaklanjuti suatu proses kehidupan bukan membatalkan apalagi menggagalkan suatu proses kehidupan. Allah selalu membuka peluang hidup, peluang untuk bertumbuh, kesempatan untuk hidup berkesinambungan sampai ke masa yang akan datang, dan yang akan tentunya berakhir pada kesuksesan. Sikap Allah selalu memelihara kehidupan tidak mematikan atau memusnahkannya. Dia selalu memberi peluang untuk hidup, dengan menjaga dan memeliharanya. Oleh karena itu, Allah selalu membuka jalan untuk hidup berkesinambungan dan berkelanjutan.

Sikap Allah itu tentu dapat dipahami umat manusia, terlebih orang yang percaya kepadaNya. Allah selalu bersikap memelihara kehidupan, mencari jalan keluar agar setidaknya dapat bertahan hidup (suistainability). Proses pemulihan hidup manusia dan alam semesta tentu dilaksanakan secara menyeluruh - komprehensif. Tidak secara gradual - musiman atau sewaktu-waktu saja, melainkan secara berkesinambungan, terus menerus sampai akhirnya kepada keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan yang sempurna.

Nubuatan langit dan bumi yang baru digambarkan nabi Yesaya secara figuratif. Tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia hidup secara berdampingan dengan damai sejahtera – syalom - dari Allah. Tidak ada kesedihan, tidak ada penderitaan, tidak ada saling menyakiti, saling bermusuhan, dan saling merusak, atau saling menghancurkan. Semua ciptaan Allah hidup saling berdampingan, bersahabat, dan saling membutuhkan satu sama lain. Itulah kondisi langit dan bumi yang baru. Kondisi kehidupan damai sejahtera. Dalam kondisi sekarang di era postmodern, era pluralisme, era kepelbagaian, dan keberagaman ini, perlu diperhatikan bahwa aneka-ragam kehidupan keperbagaian mahkluk yang hidup diharapkan dapat hidup berdampingan dalam kondisi damai sejahtera -syalom - dari Allah. Kehidupan dan mahkluk hidup yang diciptakan Allah sesuai dengan keaneka-ragamannya, apakah itu golongan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia tidak semuanya sama bentuk, sejenis, serupa satu sama lain. Segala sesuatu diciptakan Allah dengan beraneka bentuk, beraneka kodrat, dan aneka sifat. Oleh karena itu keberagaman adalah hakekat kehidupan yang sudah menjadi kodrat dalam kehidupan. Justru keanekaragaman, kepelbagaian dan segala bentuk dan sifat perbedaan itulah yang menjadi hakekat dan kodrat ciptaan Allah yang sejatinya. Oleh karena itu, upaya untuk membuat keberagaman, kesamaan adalah suatu kemustahilan dan sebenarnya bertentangan dengan prinsip atau hakekat ciptaan Allah.

Namun demikian, justru dengan keberagaman dan kepelbagaian itulah ciptaan Allah secara bersama memuliakan Sang Pencipta-Nya, dengan maksud dan tujuan dapat hidup saling membutuhkan, saling memelihara kehidupan, dan saling menjaga eko - sistim kehidupan yang sewajarnya. Artinya Allah membutuhkan sumber hayati dan mahkluk hidup membutuhkan sumber alami. Inilah bentuk reaksi, shalom, damai sejahtera yang paling hakiki dan paling real dan konkret dalam kehidupan, "Langit dan Bumi yang baru". Dengan demikian pemeliharaan dan pelestarian kehidupan (Alam dan Mahkluk Hidup) secara wajar dan alami sudah merupakan kehadiran keselamatan Allah - bentuk Shalom Damai Sejahtera dari Allah dari masa yang akan datang ke dalam kehidupan masa kini. -

Oleh karena itu nubuatan Yesaya ini membawa pesan kepada kita, agar masing-masing pihak dari semua ciptaan Allah turut memberikan kontribusi merealisasikan “damai sejahtera" tersebut secara riel dan konkret. Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah diharapkan dapat bertindak dan berkarya secara konkret merealisasikan keselamatan dari Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus dengan aspek pembebasan, penebusan, dan penghapusan dosa. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati dan melindungi kita sekalian...amen.



No comments: