MERDEKA DARI PERBUDAKAN
ULANGAN 15:12-18
1.
Merdeka…Merdeka…merdeka…!
Jasmerah!! Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah!
Besok adalah hari Kemerdekaan RI yang ke-75 tahun, sungguh kita harus mengucap syukur kepada TUHAN yang sudah memberikan kita rahmat dan anugerah-Nya bebas dari belenggu penjajahan selama berabad-abad. Kita harus mengucapkan terimakasih kepada anak bangsa sebagai pahlawan / pejuang kemerdekaan dan keluarganya, yang sudah mengorbankan nyawanya demi mempertahankan negeri tercinta ini agar tidak ada lagi perbudakan, penindasan dan pemerkosaan Hak Asasi manusia. Kita tidak lagi budak di negeri sendiri tetapi menjadi orang merdeka, dan tuan di tanah sendiri!
Oleh karena itu, harus kita isi kemerdekaan ini dengan kemerdekaan kita sendiri sebagai orang merdeka di dalam Kristus!
2. Demikian dalam perikope kita hari ini, Bagi orang Israel sangat sarat dengan Hukum Taurat sebagai norma-norma hidup yang mengatur seluruh totalitas hidup mereka secara sosial sebagai umat Allah. Musa yang sudah menerima Hukum Taurat itu di gunung Sinai harus diterapkan dalam kehidupan umat, dan terus mengingatkannya agar mereka tidak pernah melupakan sejarah yakni “pembebasan mereka dari tanah perbudakan melalui Paskah, menyeberangi Laut Merah dan penerimaan Hukum Taurat di Sinai.”
Bahwa ternyata hukum Taurat telah mengatur tentang “Tahun pembebasan para budak,” juga pembebasan hutang pada saat tahun Sabat, mengingat dulu pun Umat itu menjadi budak di Mesir, agar mereka tidak jatuh kepada kesombongan dan lupa diri. Dengan bertindak demikian, umat turut serta di dalam mewujudkan kemurahan Allah. Murah hati (ay 6-8), memancarkan kesadaran akan kemurahan Allah yang lebih dulu telah memberkati umat dengan limpah.
a. Budak harus dibebaskan pada tahun ketujuh setelah bekerja selama enam tahun, sebagai orang merdeka dan diberikan pesangon untuk bekal mereka dan keluarganya.
b. Pesangon yang diberikan adalah:
- kambing dombamu, dari tempat pengirikan dan dari tempat pemerasanmu,
- sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu (Kel 21:3-4; Im 15:41).
3. Tindakan Pembebasan ini menunjukkan, bahwa:
a. Kebaikan membebaskan orang yang memperhamba diri memancarkan kesadaran bahwa Allah adalah Pembebas yang murah hati yang telah memberi kebebasan dengan melimpah. Inilah karakter Allah yang agung yang mencerminkan Kasih kepada umat-Nya agar mereka pun bertindak demikian dengan sesamanya.
b. Namun jika mereka tidak mau keluar meninggalkan tuannya (ay 16) dengan alasan sudah mengasihi tuan dan keluarganya itu. Maka yang harus dilakukan adalah: "menindik telinganya pada pintu" (ay 17). Ini memiliki dua simbol, bahwa:
- telinga adalah simbol ketaatan
- dan pintu merupakan simbol kasih untuk rumah tangga.
Ritual ini dilakukan di rumah bukan di tempat kudus atau gerbang kota,
Hal ini membuatnya menjadi budak permanen untuk "selama-lamanya" (seumur
hidup).
c. Janganlah merasa susah, apabila engkau melepaskan dia sebagai orang
merdeka, sebab enam tahun lamanya ia
telah bekerja padamu dengan jasa dua kali upah seorang pekerja harian. Maka
TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala sesuatu yang
kaukerjakan." (ay 18).
No comments:
Post a Comment