PERHATIAN

------------------- Dukung Pelayanan saya di Pedalaman Kalimantan melalui Pendirian POS PI (Pos Pekabaran Injil Suku Dalam) ------------------- Bila ada kesulitan dan dukungan doa bisa disampaikan dengan lewat : muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com ------------------- muribo_psrb@yahoo.com -------------------

17.5.09

renungan

TINGGIKANLAH ALLAH DAN SUJUDLAH MENYEMBAHNYA

( MAZMUR 99 : 1 - 7 )

Kata meninggikan (patimbulhon), dapat diartikan, sebagai bentuk pengakuan, kekaguman dan pujian terhadap sesuatu atau seseorang. Pengakuan, kekaguman dan pujian lahir dari pengenalan yang baik terhadap sesuatu atau seseorang dimaksud. Hal itu muncul karena adanya bukti-bukti keunggulan atau kelebihan dari yang dipuji, yang tidak dapat disangkal kebenarannya. Pujian yang demikian lahir dari hati yang terdalam, sehingga sikap pujian yang demikian akan meninggikan yang dipuji. Pujian yang demikian juga akan menjauhkan seseorang dari sikap pemujian yang munafik, dengan maksud hanya untuk menyenangkan yang dipuji, dimana tujuannya hanyalah untuk menjilat (tidak ada lagi sikap “Dompak pujion, tundal hataon”).

Demikianlah pemazmur, di dalam perikop bacaan kita hari ini, dia memuji Tuhan karena pengenalan, pengakuan dan kekagumannya terhadap kebesaran Tuhan. Dalam pujiannya, pemazmur menyaksikan, bahwa Tuhan itu adalah : Raja yang duduk di atas kerub-kerub (ay.1), Raja yang mengatasi segala bangsa (ay.2), Raja yang kuat dan mencintai hukum (ay.4), yang menuntun umatnya dan berbicara dalam tiang awan (ay.7). Pengakuan dan kekagumannya dinyatakan dalam pujian dan seruan serta ajakan, supaya umatnya meninggikan dan menyembah Tuhan. Di ayat 5 dikatakan: “Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kakiNya ! Kuduslah Ia!”.

Saudara/I yang dikasihi Yesus Kristus, minggu kita hari ini adalah Minggu Palmarum, yang mengingatkan kita kepada sikap umat Israel mengelukan Yesus ketika memasuki Yerusalem dengan berseru-seru:”Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang maha tinggi” (Luk.19:38). Seruan ini diikuti dengan perbuatan membentangkan pakaian mereka dan daun palma di jalan yang dilewati Yesus. Ironisnya, umat yang sama juga, kemudian yang berseru-seru : “…Ia harus disalibkan” (Mat.27:21).

Hal itu terjadi karena mereka tidak mengenal Kristus Yesus.Karena itu, marilah kita memuji dan meninggikan nama Tuhan karena pengenalan kita dan karena bukti yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Kebenaran itu disaksikan oleh alam ciptaanNya dan hidup kita sendiri yang mendatangkan kekaguman dan pengakuan di dalam hati kita. Keadilannya nyata di dalam diri Yesus Kristus yang telah mati, tetapi bangkit kembali untuk menebus kita. Bila kita hitung satu persatu berkat Tuhan maka hanya pujian,kagum dan hormat yang patut kita naikkan kepadaNya. Karena itu :”Berkat Tuhan mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasihNya. Berkat Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasihNya” (KJ.No.439). Amin.